Ulun Danu Beratan, Pura Bersejarah Tabanan Bali
Bali merukapan daya tarik wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Bahkan pada Bali lebih dikenal dibanding Indonesia . Dengan mayoritas penduduk beragama Hindu, Bali juga dikenal sebagai pulau dengan seribu pura.
Pura Ulun Danu Beratan adalah sebuah tempat suci umat Hindu yang terletak di ujung danau Beratan, yang berada di kawasan wisata Bedugul, desa Candikuning, kecamatan Baturiti, kabupaten Tabanan, Bali. Dengan jarak tempuh kira-kira 56 km dari kota Denpasar dengan melewati jalan raya Denpasar - Singaraja, pura Ulun Danu Bratan adalah sebuah pura suci Hindu yang sangat terkenal di pulau Bali dan ketika air danau Bratan ini naik/pasang maka pura Ulun Danu akan terlihat seperti mengambang diatas air.
Konon Pura ini sebenarnya digunakan untuk upacara persembahan untuk dewi Dewi Danu, dewi air, danau dan sungai. Danau Bratan merupakan salah satu danau penting dalam hal irigasi. Kompleks ini dibangun pada tahun 1633 yang tersebar di beberapa pulau. Meru, dengan sebelas atap didedikasikan untuk Siwa dan istrinya Parwati. Buddha pun juga memiliki tempat dalam kuil dewa Hindu tersebut.
Danau Bratan dikenal sebagai danau "gunung suci", kawasan ini sangat subur, terletak pada ketinggian 1.200 meter, dan beriklim sangat dingin. Sejarah pura Ulun Danu Bratan ini dapat diketahui berdasarkan data arkeologi dan data sejarah yang terdapat pada lontar babad Mengwi.
Berdasarkan dari Babad Mengwi, I Gusti Agung Putu sebagai pendiri dari kerajaan Mengwi telah mendirikan pura yang berada di ujung danau Beratan sebelum beliau mendirikan pura Taman Ayun, tidak dijelaskan dalam lontar babad Mengwi kapan tepat nya beliau mendirikan Pura Ulun Danu Beratan, tetapi dijelaskan tentang pendirian pura Taman Ayun dan upacaranya pada hari Anggara Kliwon Medangsia, tahun Çaka 1556 (tahun 1634 setelah Masehi). Berdasarkan dari deskripsi dari babad Mengwi tersebut diketahui pura Ulun Danu Bratan didirikan sebelum tahun Saka 1556 oleh Ulun Danu Beratan: Pura Di Atas Danau Bratan Bedugul Bali I Gusti Agung Putu. Sejak pendirian pura tersebut, kerajaan Mengwi menjadi tenteram dan sejahtera dan masyarakat pun menjuluki beliau "I Gusti Agung Sakti"
Pura ini secara rutin melaksanakan upacara. Tak heran, disela sela hiruk pikuk wisatawan, ada agamawan dan penganut Hindu yang datang bersama rombongan untuk berdoa di Pura ini. Kedatangan para agamawan ini terdengar dan menjadi perhatian dari wisatawan karena diiringi oleh musik khas Bali.
4. Pura Lingga Petak
Pura Lingga Petak inilah yang sesungguhnya terpapar jelas dalam pecahan uang Rp 50.000,-Terdiri dari tiga tingkat yang di dalamnya terdapat sebuah sumur keramat yang menyimpan Tirta Ulun Danu. Tidak hanya itu, dalam Pura ini juga terdapat lingga yang berwarna putih. Diapit batu hitam dan merah. Pura ini diyakini sebagai sumber utama air dan kesuburan Danau Beratan. Ada dua peinggih dalam Pura ini yaitu Pelinggih Meru Tumpang Solas yang menghadap ke arah selatan dan Pelinggih Meru Tumpang Telu, memiliki empat pintu yang menghadap empat arah mata angin.
Dalam Komplek Pura ini juga terdapat berbagai fasilitas seperti Toilet, tempat beristirahat dan tentunya tempat membeli cinderamata. Tak jauh dari lokasi ini juga terdapat penginapan dan resort dengan pemandangan yang sangat indah.
Untuk anda penikmat makanan halal, tak jauh dari lokasi komplek pura juga terdapat berbagai masakan halal. Pemilik warung makanan halal ini biasanya adalah pendatang dari pulau jawa yang menetap di Bali. Makanannya enak dengan ciri khas masakan rumahan dengan harga terjangkau.
Pura Ulun Danu Beratan adalah sebuah tempat suci umat Hindu yang terletak di ujung danau Beratan, yang berada di kawasan wisata Bedugul, desa Candikuning, kecamatan Baturiti, kabupaten Tabanan, Bali. Dengan jarak tempuh kira-kira 56 km dari kota Denpasar dengan melewati jalan raya Denpasar - Singaraja, pura Ulun Danu Bratan adalah sebuah pura suci Hindu yang sangat terkenal di pulau Bali dan ketika air danau Bratan ini naik/pasang maka pura Ulun Danu akan terlihat seperti mengambang diatas air.
Konon Pura ini sebenarnya digunakan untuk upacara persembahan untuk dewi Dewi Danu, dewi air, danau dan sungai. Danau Bratan merupakan salah satu danau penting dalam hal irigasi. Kompleks ini dibangun pada tahun 1633 yang tersebar di beberapa pulau. Meru, dengan sebelas atap didedikasikan untuk Siwa dan istrinya Parwati. Buddha pun juga memiliki tempat dalam kuil dewa Hindu tersebut.
Danau Bratan dikenal sebagai danau "gunung suci", kawasan ini sangat subur, terletak pada ketinggian 1.200 meter, dan beriklim sangat dingin. Sejarah pura Ulun Danu Bratan ini dapat diketahui berdasarkan data arkeologi dan data sejarah yang terdapat pada lontar babad Mengwi.
Berdasarkan dari Babad Mengwi, I Gusti Agung Putu sebagai pendiri dari kerajaan Mengwi telah mendirikan pura yang berada di ujung danau Beratan sebelum beliau mendirikan pura Taman Ayun, tidak dijelaskan dalam lontar babad Mengwi kapan tepat nya beliau mendirikan Pura Ulun Danu Beratan, tetapi dijelaskan tentang pendirian pura Taman Ayun dan upacaranya pada hari Anggara Kliwon Medangsia, tahun Çaka 1556 (tahun 1634 setelah Masehi). Berdasarkan dari deskripsi dari babad Mengwi tersebut diketahui pura Ulun Danu Bratan didirikan sebelum tahun Saka 1556 oleh Ulun Danu Beratan: Pura Di Atas Danau Bratan Bedugul Bali I Gusti Agung Putu. Sejak pendirian pura tersebut, kerajaan Mengwi menjadi tenteram dan sejahtera dan masyarakat pun menjuluki beliau "I Gusti Agung Sakti"
Pura ini secara rutin melaksanakan upacara. Tak heran, disela sela hiruk pikuk wisatawan, ada agamawan dan penganut Hindu yang datang bersama rombongan untuk berdoa di Pura ini. Kedatangan para agamawan ini terdengar dan menjadi perhatian dari wisatawan karena diiringi oleh musik khas Bali.
Disini juga terdapat sarkofagus sarkopagus dan sebuah papan batu, yang berasal dari masa tradisi
megalitik, sekitar 500 SM. Pada masa itu dan sejak saat ini bangunan
tersebut masih ada dan terjaga sebagai tempat melaksanakan kegiatan
ritual. Peninggalan Pra Sejarah tersebut dirawat, terlihat dari lingkungan sekitar Pura yang asri dengan pemandangan danau Beratan dan pegunungan disekitarnya.
Pura Ulun Danu Beratan terdiri atas lima kompleks Pura dan 1 buah Stupa. Diantaranya:
1. Pura Penataran Agung
Pura ini dapat dilihat setelah memasuki Candi Bentar menuju Beratan. Pura ini ditujukan untuk memuja Tri Purusha Siwa yaitu Siwa, Sadha Siwa dan Parama Siwa.
2. Pura Dalem Purwa
Dalam Pura Dalem Purwa terdapat tiga pelinggih utama yaitu Pelinggih Dalem Purwa sebagai tempat persemayaman Bhatari Durga dan Dewa Ludra yang dipuja sebagai sumber kemakmuran, Bale Murda Manik sebagai balai pemaruman dan Bale Panjang sebagai tempat meletakkan upakara. Pelinggih yang terdapat di Pura ini menghadap timur, berada di tepian danau Beratan sebelah selatan.
3. Pura Taman Beiji
Pura Taman Beiji ini difungsikan untuk upacara ngebejiang (menyucikan sarana upacara) dan memohon tirta (air). Tidak hanya itu Pura ini juga difungsikan sebagai tempat melasti oleh masyarakat sekitar. Letak Pura ini adalah di sisi timur Hotel Enjung Beji dan tidak dikelilingi oleh tembok.
1. Pura Penataran Agung
Pura ini dapat dilihat setelah memasuki Candi Bentar menuju Beratan. Pura ini ditujukan untuk memuja Tri Purusha Siwa yaitu Siwa, Sadha Siwa dan Parama Siwa.
2. Pura Dalem Purwa
Dalam Pura Dalem Purwa terdapat tiga pelinggih utama yaitu Pelinggih Dalem Purwa sebagai tempat persemayaman Bhatari Durga dan Dewa Ludra yang dipuja sebagai sumber kemakmuran, Bale Murda Manik sebagai balai pemaruman dan Bale Panjang sebagai tempat meletakkan upakara. Pelinggih yang terdapat di Pura ini menghadap timur, berada di tepian danau Beratan sebelah selatan.
3. Pura Taman Beiji
Pura Taman Beiji ini difungsikan untuk upacara ngebejiang (menyucikan sarana upacara) dan memohon tirta (air). Tidak hanya itu Pura ini juga difungsikan sebagai tempat melasti oleh masyarakat sekitar. Letak Pura ini adalah di sisi timur Hotel Enjung Beji dan tidak dikelilingi oleh tembok.
4. Pura Lingga Petak
Pura Lingga Petak inilah yang sesungguhnya terpapar jelas dalam pecahan uang Rp 50.000,-Terdiri dari tiga tingkat yang di dalamnya terdapat sebuah sumur keramat yang menyimpan Tirta Ulun Danu. Tidak hanya itu, dalam Pura ini juga terdapat lingga yang berwarna putih. Diapit batu hitam dan merah. Pura ini diyakini sebagai sumber utama air dan kesuburan Danau Beratan. Ada dua peinggih dalam Pura ini yaitu Pelinggih Meru Tumpang Solas yang menghadap ke arah selatan dan Pelinggih Meru Tumpang Telu, memiliki empat pintu yang menghadap empat arah mata angin.
Dalam Komplek Pura ini juga terdapat berbagai fasilitas seperti Toilet, tempat beristirahat dan tentunya tempat membeli cinderamata. Tak jauh dari lokasi ini juga terdapat penginapan dan resort dengan pemandangan yang sangat indah.
Untuk anda penikmat makanan halal, tak jauh dari lokasi komplek pura juga terdapat berbagai masakan halal. Pemilik warung makanan halal ini biasanya adalah pendatang dari pulau jawa yang menetap di Bali. Makanannya enak dengan ciri khas masakan rumahan dengan harga terjangkau.
Objek Wisata lainnya:
Salam Wisata Indonesia
Tertarik untuk datang, silahkan luangkan waktu dan berwisata kesini.
- Tiket Masuk: Dewasa (Rp. 10.000) & Anak-anak (Rp. 5.000)
- Jam Buka: 08.00 - 18.00
- Alamat Lokasi: kawasan Bedugul, Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, Bali.
0 Response to "Ulun Danu Beratan, Pura Bersejarah Tabanan Bali"
Posting Komentar